Dulu, masih ada aktivitas bullying di sekolahku ..
Beberapa dari mereka yg ngebully merupakan kwn2 akrabku. Biasanya saya ikut tertawa dengan olokan mreka terhadapnya. Entah kenapa, pokoknya lucu saja!
Tapi hari itu.. hari dimana mereka melakukan aksi fisik smpai memelintir tangannya sampai ia terjatuh.
Korban sama skali tak melakukan prlawanan, tanpa ekspresi. Seakan2 ia menikmati peran sebagai korban.
Dengan sok horoiknya kubela korban didepan kwn2. Mereka kaget, korban si anak laki2 malang juga kaget.
"WOI, UDAH.. KALIAN BERLEBIHAN!" teriakku memecah suasana, tawa hebat mreka berubah hening.
Utk hari itu, seharian si korban terbebas dari gangguan, tapi tidak untuk hari2 berikutnya.
Aku memilih brhenti membelanya setelah hari itu. Rasanya buang2 waktu ngebela siswa bodoh bermental pasrah.
Aku juga enggan menasihati kwn2 lebih lanjut,alasanku konyol, pengin jaga image agar tetap dalam rating salah satu siswi cuek.
(jujur saja dulu saya lekat dgn sikap acuh, agak sombong, sdikit belagu, dan bangga atasnya.Na'udzubillah.. Mudah2an skarang enggak ya, maklum saja dulunya belum belajar soal akhlakul karimah ;)). Jika waktu boleh diulang, saya bisa sedikit memberi bantuan utk menyelamatkannya dari kasus perusakan mental ini.
Saya memilih silent action dgn melaporkan kronologis tentang apa yg terjadi selama ini pada wali kelasnya.
Menurut berita yg beredar, sang guru telah melakukan banyak cara termasuk sesederhana menasihati para pembully.
Namun dengan mudahnya mereka selalu mnjawab "kami cuma brcanda kok buk, cuma main-main kok.."
dan Bullying tetap berlanjut. Saya berhenti total memperhatikan perkembangannya.
yang jelas, beliau sampai tidak menghadiri acara perpisahan sekolah di salah satu Villa kota Parapat yakni tempat dimana kami menghabiskan waktu bersama para guru dan teman-teman seangkatan. Mungkin dia merasa sakit hati dan tidak merasa aman meskipun para pembully tidak akan sempat mengganggunya disana. Saya Prihatin...
Waktu cepat berlalu, sekarang saya sudah kuliah semester 6 di Provinsi seberang. Dalam wisata wawasan, saya baru mendapatkan jawaban soal bullying baru - baru ini. serasa flashback!
Ada pola sikap yang disebut "simple hypno" dimana gerak-gerik kitalah yg menentukan sikap yg akan kita terima dari orang lain.
Alias reaksi datang karena adanya sebuah aksi. Eksisnya stimulus penghantar yg menimbulkan stigma positif/negatif oranglain terhadap kita.
Kalo dilihat dari kasus diatas, bisa dibilang si korbanlah yg lebih dulu menampilkan aura untuk dibully, tak ada solusi sederhana untuk kasus ini bahkan setelah guru ikut campur sekalipun.
Solusi jitu hanya terletak pada "korban", ini "Probelm Internal"
Dialah yg harus merubah diri, kebiasaan, dan menyadarkn diri sendiri bhwa ia bukan manusia rendah. Dialah yg bisa merubah stigma negatif oranglain terhadapnya. Rubah tingkah membungkuk diri jika melewati pelaku, hilangkan rasa takut akan ancaman, bila perlu lakukan prlawanan sekenanya. Jika solusi yg diambil adalah pindah sekolah tapi dia tetap bertingkah layaknya orang lemah, yakinlah... ia akan mendapat prlakuan yg tak jauh berbeda , krna apa? ya krna "simple hypno" tadi !
jika saya flashback lebih jauh lagi, ketika saya masih SD, tepatnya sebelum orangtua saya dipindah tugaskan ke Kota Medan. Ternyata saya juga korban Bully! yang sampai sekarang saya masih ingat wajah kecil mereka yang pernah membuatku malas sekolah. saya tak punya banyak teman, prestasi anjlok, saya sering jadi korban ejekan teman sebangku si anak laki2 badung dan teman2 perempuan centil didepan meja saya. saya punya kesulitan beradaptasi, menganggap diri saya bukan lawan mereka, badan saya kurus kering, usia saya paling muda.. saat kelas 2 SD saya baru genap berusia 6 tahun, teman lain saya sudah 7 dan 8 tahun. jadi saya memilih diam jika mereka mengganggu saya.
Singkat cerita, naik di kelas 4 saya taklagi berdekatan dengan anak2 sadis itu, saya sudah punya beberapa kawan, teman ngerumpi, teman tukeran jajan. baru sebentar itu brlangsung, papa saya dipindahtugaskan ke Medan, saya takut mengalami kejadian yg sama, setelah tiba di sekolah baru, masuk kelas baru, di jam istirahat saya sudah siap mental kalau2 diganggu, tapi saya tetap memasang wajah tenang, tak tampak sedikitpun rasa takut.
Dan ternyata mereka langsung menyerbu bangkuku untuk bertanya dengan ramah, wah.. serasa jadi idola. Mereka mengikuti kemanapun aku pergi, dari mulai ke kantin hingga menemaniku berkeliling sekolah. kira-kira jumlahnya setengah dari anak perempuan di kelasku. ramai bukan? Demikianlah, semua berjalan baik hingga kelas 6 SD, prestasiku meningkat. Di sekolah sebelumnya belum pernah menyabet 10 besar, disini saya tak keluar dari rangking 5 besar bahkan 3 besar. Bukan bermaksud pamer, tapi prestasi itu punya korelasi dengan suasana kelas yg kondusif. Tak ada tekanan, tak ada ancaman, justru saya punya banyak teman untuk diajak belajar bersama, saya bukan lagi siswi pendiam yang merasa dirinya lemah, bodoh, dan tak layak diperhitungkan.
Secara tidak langsung saya sudah mempraktekkan Simple Hypno itu sendiri, dimana saya pernah menampilkan aura untuk dibully, dan di sekolah baru menampilkan aura untuk layak ditemani bahkan hingga lupa bahwa saya pernah jadi korban bully, saya justru teringat kejadian itu pasca kulian sekarang ini :D
Mungkin bagi kalian yang pernah menjadi korban bully dan berhasil keluar dari masa kelam itu, juga secara tak langsung karena simple hypno yg telah kalian tampilkan.
Jelaslah sudah, Bullying harus diatasi sedini mungkin dengan merubah pola pikir dan pola sikap menjadi positif, tidak ada rasa takut yang menjadi momok penghambat prestasi, malas kesekolah, dll.