Kamis, 15 Oktober 2015

Koki Terhebat di Dunia adalah "Rasa Lapar"

“Koki terhebat di dunia adalah rasa lapar ..”

Begitu bunyi kalimat yang kubaca dari salah satu novel karya Kang Abik. Kupikir – pikir benar juga!

Teringat beberapa waktu lalu saya demam tinggi dan flu berat. Saat kubuka isi rantang (catering), lauk yang tersedia benar – benar makanan lezat yang biasanya saya nantikan. Tapi nyatanya hingga esok hari kesemua lauk tak terjamah. Lusanya, tubuh sudah bugar. Menyesal saya membiarkan makanan itu basi sia – sia.

Ya bersyukurlah saat masih memiliki koki terhebat itu. Saat nikmat sehat dicabut, biasanya dia pergi tak berjejak. Tanpanya, semua makanan takkan enak ..

Dan lagi, pernahkah kalian menunggu masakan yang sebentar lagi matang namun kalian sudah lapar? Setelah masakan itu siap disantap, tentu kita akan memakannya dengan semangat. Dengan lahapnya melumat lauk pauk yang sebenarnya kurang garam. Tapi apa peduli kita? Sang koki hebat punya pengaruh besar disana :D


hal sesederhana rasa lapar itu jika kita syukuri akan bernilai ibadah. Kalau saja kita lebih peka, banyak lagi hal – hal yang terdengar sepele namun besar pengaruhnya bagi kelangsungan hidup manusia. Silahkan pikirkan! ;)

Selasa, 09 Juni 2015

Tak Sesuaikan Diri dengan Lawan Bicara, Bisa Berabe Urusannya!

Bahasa merupakan alat komunikasi. Cara menempatkannya, susunannya, dan pemilihan kata nya sangat mempengaruhi informasi yang ditangkap oleh pendengar. 

Disini kita membahas tentang komunikasi langsung, bukan tidak langsung seperti sms yang sudah berhati – hati memilih kata-kata pun bisa menimbulkan kesalahpahaman, apalagi ga dipilih sama sekali, ngetik tanpa lihat screen gituh. Misalnya temanmu sms rada panjang, “sist, bla bla bla bla” lalu kamu balas “Y” supaya singkat dan kebetulan kamu lagi dijalan. Tidak lama kemudian Hp berderiing “Halo, kamu marah ya? perkataanku ada yg salah???” yaahh panjang deh kalo bahas komunikasi ga langsung.

Well, saya mau bincang – bincang secara tidak langsung mengenai perbincangan langsung.(pahami sendiri maksudnya :p)


Alkisah, ada seorang ustazah yang diamanahkan membina 5 orang remaja yang ingin halqah rutin setiap minggunya. Mereka adalah siswi kelas 1 SMA, dan ustazahnya merupakan seorang mahasiswi. Pada pertemuan pertama setelah perkenalan, mereka mulai membaca mukaddimah kitabnya yang berbahasa Arab. Kemudian sang ustazah mulai menjelaskan maksud paragraf kitabnya, ternyata salah satu binaan barunya ada yang ngelamun. Ustazah bertanya
“kenapa dek?”
“gapapa kok kak”
“kalau ada masalah, nanti saja selesai halqah kita bincangkan”
“ya kak”
“kakak harap adik – adik minggu depan bawa gelas kosong ya, jadi ilmunya bisa diserap utuh”

Seminggu berlalu, mereka bertemu lagi di masjid biasa, dan... wow! Ustazahnya kaget, adik yg kemarin melamun beneran nyodorin gelas kosong “memangnya apa hubungannya ilmu dgn gelas kosong kak?” ia bertanya dengan polosnya. 
Kemudian sang ustazah menjelaskan maksudnya “gelas kosong itu umpama pikiran yg siap diisi ilmu dan mengesampingkan hal lain terlebih dahulu dik ...” jelasnya sambil diselingi tawa. 
Wajah adik itu pun memerah. 

Tentu ungkapan gelas kosong biasa dikenal oleh orang – orang yang pernah mengikuti seminar atau training, wajar sang adik salah paham. Ya di satu sisi memang beliau terlalu polos untuk tidak menangkap maksudnya. :D
Cerita diatas bisa dijadikan contoh, tak usahlah menggunakan kata – kata ambigu tanpa penjelasan untuk orang yang baru dikenal. Kita belum tahu tingkat kepekaan orang lain terhadap informasi yang ia tangkap.

Kisah lainnya datang dari seorang mahasiswa yang sedang menjalankan program KKN di sebuah desa. Ia mengadakan penyuluhan tentang kewirausahaan. Pak Kades sudah mengumpulkan warganya di ruang sederhana, sang mahasiswa pun memaparkan isi slide show dengan kerennya.

Ketika memasuki sesi tanya-jawab, seorang bapak mengacungkan tangan, setelah sedikit berbisik dengan temannya di samping kanan dan kiri, diapun berbicara, “Nak, mohon maaf ini sebelumnya, sebenarnya kami tidak mengerti apa yang disampaikan. Kata – katanya itu loh nak, sulit dipahami orang – orang tua seperti kami yang memang tidak berpendidikan tinggi. Saya sendiri hanya tamatan SD. Tolong pemaparannya diulang dari awal lagi tanpa menggunakan bahasa sasi sasi

Guuubbbraaaakkkkk!!! Rasanya itu mahasiswa pengin salto keliling ruangan untuk menenangkan diri. Tapi untung lah dia masih normal dan mengurungkan niat ekstrem nya itu. Setelah menghela nafas panjang, ia merasa berkewajiban untuk mengulanginya dari awal walau sedikit terpaksa. Tentu saja penyampaiannya jadi tidak maksimal karena diburu waktu azan yang hampir tiba.

Hmm soal komunikasi rasanya banyak sekali contoh yang bisa kita angkat dari lingkungan sekitar. Yang jelas saya ingin berpesan, gunakanlah kata yang tepat untuk berbicara dengan yang lebih muda seperti anak – anak, ataupun kepada orang tua yang tidak ingin diberatkan kepalanya oleh istilah asing yang diindonesiakan. Gunakan saja bahasa sehari – hari yang sederhana. Kalau di kampus atau dengan dosen ya terserah saja. Pandai – pandai kitalah menempatkannya.


Saya khawatir lho, jika anda salah menyampaikan informasi atau nyaris frustrasi dalam suasana penting, jadinya malah melakukan apa yang terbersit di benak mahasiswa diatas :D 

haha.. peace.. i know u'r such of normal person too :p

Kamis, 23 April 2015

Filosofi Asam Sunti

Saya akan ceritakan pengalaman saya ketika tiba di Banda Aceh dan menjadi mahasiswi baru. Selama masa orientasi mahasiswa, saya selalu membeli makanan di RM terdekat. Walhasil saya kapok makan disana, masakannya terlalu asem (bagi saya). 

Di waktu berikutnya saya putuskan membeli makanan di RM Padang. Ternyata tak  jauh beda, mungkin lidah saya terlalu peka untuk mendeteksi rasa asam dalam setiap masakan.

Saya penasaran, darimana rasa asam ini berasal. Di Medan, biasanya kami menggunakan asam jawa di menu tertentu. Tapi rasa asam yang dihasilkan tidaklah sama.

Ketika sudah memiliki beberapa teman, saya meminta mereka merekomendasikan tempat makan yang enak. Setelah urusan orientasi hari itu selesai, saya mencoba saran mereka dan bergegas pulang ke kost baru untuk menikmatinya. Alih – alih menikmati, saya makin kangen masakan mama saya. RM yang satu ini justru yang paling asem masakannya dari tempat yang sebelumnya. Sebal betul, saya merasa dikerjain teman baru!

“kalian ngerjain aku ya?! kalian bilang disana tempatnya enak tapi ga taunya rasanya absurd
“loh.. ngapain juga kami kerjain, disitu enak kok.. kan bisa dilihat antriannya!” (Saya pikir – pikir iya juga sih, antriannya seperti mesin ATM di awal bulan). Betewe maksudnya rasa absurd itu gimana sih?”
“ya rasanya aneh, ada asem – asem kecut sepat ga jelas gitu. Aku juga gatau asemnya itu datang darimana”
“mungkin kebanyakan dimasukin asam sunti kali ya?”
“asam sunti? Apa’an tuh?
“(mereka hanya tertawa)”

Bagi rekan – rekan di luar Aceh mungkin belum tau apa itu asam sunti. Well, kalo kata mbah wikipedia, asam sunti adalah sejenis bumbu dapur khas Aceh yang terbuat dari belimbing wuluh yang dikeringkan, diberi garam lalu dijemur diterik matahari berkali-kali hingga kering dan dapat disimpan lebih lama.

Ini nih.. saya jepretin gambar dari rumah warga. 



Tentang rasa, ternyata ini hanya masalah pembiasaan. Masyarakat Aceh terbiasa dengan makanan asam. Bahkan ketika makan bakso bersama teman – teman, beberapa dari mereka sengaja mencampurkan cuka bersama saus dan kecap. Orang Jawa juga terbiasa dengan masakannya yang manis, bakal diare kalau dia disuruh makan masakan asli Padang.

Asam sunti mengajarkan saya tentang pembiasaan. Ketika kembali ke RM yang dulu saya sebut – sebut absurd, ternyata sekarang sudah biasa saja. Ketika bepergian dengan teman – teman, saya mulai ikut menambahkan beberapa tetes cuka ke dalam mangkuk bakso.

Mirip dengan pertama kalinya saya memutuskan menutup aurat dengan sempurna. Ketika pertama kali mengenakan busana muslimah, saya merasa risih dan gerah. Tapi lama kelamaan semua berjalan biasa saja, terutama hal ini karena dorongan keimanan bukan sesederhana cita rasa.

Saya tidak tau asam sunti ini pantas atau tidak disandingkan dengan jilbab, hanya saja begitulah yang saya rasakan. Pertama kali saya mengenakan jilbab dengan konsisten memang di Aceh, pertama kali saya merasakan sambel yang asem juga di Aceh :D . Walaupun korelasinya terkesan memaksa, tetap saja isi tulisan terserah pada penulisnya, jadi sekehendak saya ya :p (asli maksa)

Intinya segala sesuatu yang tidak nyaman jika sudah dibiasakan tetap akan merasa aman. Pun begitu halnya dengan orang baik yang mulai membiasakan diri dengan keburukan, entah itu karena faktor teman alias lingkungan, jika ia terbiasa dengan keburukan maka ia akan  lupa makna kebaikan. :)

Selasa, 21 April 2015

Demokrasi Memang Tega

siang yang terik, hanya tinggal saya dan seorang nenek yang duduk berhadapan didalam angkot.

Ia membuka pembicaraan, mungkin sekadar menahan kantuknya sedari tadi. Saya pun menyambutnya dengan ungkapan yang tak hanya basa – basi. Saya tanyakan padanya darimana dan hendak kemana , ternyata pertanyaan saya dijawab dengan panjang – lebar hingga mengeluhkan keadaan.

“beginilah nak, orang udah tua mau cari makan. Setiap pagi ibu bawa goni – goni dan keranjang untuk bawa barang dagangan”.
“loh.. memangnya anak nenek kemana? Apa ga ada yang bisa bantu?”
“anak saya nggak bisa ditumpangi nak, dia bukan orang senang. Biarpun capek, saya usaha lah sehari – hari jualan ini”
“ini isi goninya dagangan nenek? Kok belum habis?”
“yaaa.. sudah biasa nak, orang jualan kan kadang laku kadang enggak”
“nak, nenek rebahan disini gak apa – apa kan, udah berat kali kepala nenek”

“gak apa nek, kan cuma ada saya”



Sang nenek berbaring diatas kursi angkot. Mungkin rasa kantuk tak bisa ia tahan lagi. 
Kupandangi wajahnya yang teramat letih. Lingkar mata yang hitam, nafas yang sedikit tersengal. 
Ya Allah.. ia bukanlah  orang yang sanggup mencari nafkah di usianya yang lanjut. Mungkin usianya tak jauh beda dengan nenek saya. Kaki  itu sudah lemah, penglihatan mengabur, persendian pun sudah kaku.

Dimana penguasa? Dimana pemimpin yang seharusnya mencukupi kebutuhan kaum yang lemah?. Dimana pemimpin seperti Umar yang mengangkat gandum langsung dengan punggungnya untuk rakyatnya?

Aku tersadar, pertanyaan itu takkan terjawab. Memimpikan pemimpin seperti Umar di alam demokrasi yang penuh korporasi hanyalah mimpi, hanyalah ilusi ... 

mereka bilang, demokrasi mampu mengontrol jalannya pemerintahan karena aspirasi rakyat lebih didengarkan.
mereka bilang, demokrasi itu sistem terbaik dan yang paling cocok diterapkan di negeri ini.

bohong! dusta! mereka lupa ada sistem yang lebih baik dimana Islam Kaffah diterapkan. Rahmatan Lil'alamin bermakna kebaikan untuk seluruh ummat, seluruh makhluk bumi, bukan cuma ummat Islam bahkan agama lain tentram jika diatur dengan muammalah sesempurna metode Islam. 

bohong! dusta! mereka sengaja mengelabui orang lemah agar segala kenikmatan hidup cukup mereka wakilkan saja. kekayaan rakyat sudah diwakilkan penguasa, suara rakyat sudah diwakilkan oleh bapak ibu yang tidur-tiduran di kursi  DPR lalu ambil miliaran tunjangan.

bohong! dusta! kebebasan yang mereka usung membuat kemaksiatan yang mulanya hanya terdengan di negara-negara Barat kini sudah dilakukan oleh warga sebelah bahkan tetangga rumah.
INNALILLAH!!!

sepanjang perjalanan otakku berpikir, nenek yang sedang rebahan di depanku ini hanya satu dari sekian juta wanita lansia malang yang ada di negara kaya ini. 
sepanjang jalan aku berdoa, wahai Rabb kami.. wujudkanlah JanjiMu, tegakkanlah institusi negara yang Engkau ridhai yakni Daulah Khilafah Islamiyyah yang berjalan atas manhaj kenabian, bukan manhaj para pendusta yang mengatasnamakan Islam namun membunuhi kaum muslimin, bukan itu!
wahai Rabb kami, mudahkanlah lisan kami untuk mendakwahkan Islam agar masyarakat mau menerapkan hukumMu dengan sempurna! **

-siang yang sendu-

Senin, 20 April 2015

Es Lilin dan MKB (Masa Kecil Bahagia)

Tulisan konyol ini diilhami oleh sore yang sangat gerah sehingga saya memutuskan membeli es lilin di market depan gang rumah kost saya B-)

saya jadi teringat masa SD saat pertama kali mencicipi jajanan ini ..
Kota dimana saya menghabiskan masa kecil menyebut es lilin sebagai es cucup. Waktu itu harganya masih Rp100 bahkan masih ada yang menjual Rp50 untuk ukuran kecil.


Ketika istirahat tiba, bocah - bocah SD tak jauh beda dengan sekawanan lebah yang keluar sarang menyerbu sari bunga di kantin ujung sekolah. Dengan isi saku yang alakadarnya, saya hanya membeli jajanan permen atau orong - orong (saya kurang tau di kota kalian mengenal makanan ini atau tidak, yg jelas rasanya enak). Pokoknya saya sering membeli jajanan seharga Rp50 supaya bisa dibelanjakan 2x. Soal uang saku, mama saya memang cukup horor (!-_-). Eh tapi dibalik kehororan isi kantong, ada hikmah nya loh,, tapi entar aja kita bahas lain waktu ^_^

oke kita kembali ke es lilin! nah.. walaupun uang saya cukup untuk membelinya, mama saya udah wanti - wanti "UANGNYA JANGAN DIBELIIN ES, ITU AIR MENTAH, BELUM DIMASAK!". Sebagai anak yang berbakti dan berbudi luhur, dengan setengah rela saya pun mematuhi -__-

singkat cerita, dulu saya punya teman yang cukup normal dan gasuka bully anak polos lugu cungkring kayak saya, tak tau kenapa, sebenarnya tanpa saya sadar dia sering mencoba ngajakin saya bicara atau sekadar minta ikut jajan sama - sama. kebetulan kali itu saya mengiyakan ajakannya, saya beli sejenis kerupuk2, dia beli es! ya ampun, godaan besar di depan mata! Asli, nyesel jajan bareng dia! sambil jalan saya lirik - lirik itu es yang bulir - bulir airnya mulai menyelimuti plastik. Teman saya ini mungkin gatau bhwa sedang berlangsung perang batin antara saya dengan jajanan yang ia pegang.

ternyata, entah dia yang punya indera berlebih atau entah karena ia ingin membuktikan bahwa ia makhluk normal yang peka terhadap rangsangan, tiba - tiba dia angkat bicara "mau?". ya ampunnn ini anak benar - benar menguji kekonsistenan saya sebagai bocah yang profesional atas janjinya kepada orangtua.

saya terdiam sejenak, dalam diam itu terngiang omelan nyokap, dengan cepat saya ambil keputusan. "Boleh" dengan nada datar. padahal dalem hati pengin bilang "MAU KALI BANGET SANGAT!"

anak SD punya caranya sendiri dalam berbagi, cara ini pasti sama di daerah manapun, yakni dengan membelah 2, tarik menarik sekuat tenaga sambil tertawa, sampai plastiknya terbagi dua dan masing - masing kami terpental. Di sebagian kasus, gara - gara peristiwa tarik - menarik ini ada yang sikap khayang akibat kesandung batu ketika mundur terburu - buru. Walhasil dengan khayang cantiknya ia dihujani tawa, es nya terjatuh, dan ia malu! heheh, rasa lucu kami lebih besar daripada rasa kasihan kami. maklum namanya juga belum lama wisuda TK :D

sluuuurrppp.. saya dan teman saya duduk dibawah pohon beringin sambil menikmati es lilin yang menurut saya lezat tiadatara. saya menikmatinya dengan tanpa rasa berdosa, sebab ketika saya ingat - ingat kembali pesan mama saya, beliau hanya melarang untuk tidak membeli es dengan uang yang beliau kasih, kalau saya dikasi teman, itu lain cerita! (benar2 logika yang cerdas bukan? #MembelaDiri) :D (adegan ini jangan ditiru)

okelah.. see yaa! selamat bernostalgia dang mengingat - ingat apakah anda pernah mengalami hal yang serupa .... ;)

Rabu, 18 Maret 2015

Atasi Bullying dengan "Simple Hypno"

Berikut ini adalah sedikit ulasan kisah laluku, Checkitout !

Dulu, masih ada aktivitas bullying di sekolahku ..
Beberapa dari mereka yg ngebully merupakan kwn2 akrabku. Biasanya saya ikut tertawa dengan olokan mreka terhadapnya. Entah kenapa, pokoknya lucu saja!

Tapi hari itu.. hari dimana mereka melakukan aksi fisik smpai memelintir tangannya sampai ia terjatuh.
Korban sama skali tak melakukan prlawanan, tanpa ekspresi. Seakan2 ia menikmati peran sebagai korban.
Dengan sok horoiknya kubela korban didepan kwn2. Mereka kaget, korban si anak laki2 malang juga kaget.
"WOI, UDAH.. KALIAN BERLEBIHAN!" teriakku memecah suasana, tawa hebat mreka berubah hening.
Utk hari itu, seharian si korban terbebas dari gangguan, tapi tidak untuk hari2 berikutnya.
Aku memilih brhenti membelanya setelah hari itu. Rasanya buang2 waktu ngebela siswa bodoh bermental pasrah.

Aku juga enggan menasihati kwn2 lebih lanjut,alasanku konyol, pengin jaga image agar tetap dalam rating salah satu siswi cuek. 
(jujur saja dulu saya lekat dgn sikap acuh, agak sombong, sdikit belagu, dan bangga atasnya.Na'udzubillah.. Mudah2an skarang enggak ya, maklum saja dulunya belum belajar soal akhlakul karimah ;)). Jika waktu boleh diulang, saya bisa sedikit memberi bantuan utk menyelamatkannya dari kasus perusakan mental ini.

Saya memilih silent action dgn melaporkan kronologis tentang apa yg terjadi selama ini pada wali kelasnya.
Menurut berita yg beredar, sang guru telah melakukan banyak cara termasuk sesederhana menasihati para pembully. 
Namun dengan mudahnya mereka selalu mnjawab "kami cuma brcanda kok buk, cuma main-main kok.."
dan Bullying tetap berlanjut. Saya berhenti total memperhatikan perkembangannya.
yang jelas, beliau sampai tidak menghadiri acara perpisahan sekolah di salah satu Villa kota Parapat yakni tempat dimana kami menghabiskan waktu bersama para guru dan teman-teman seangkatan. Mungkin dia merasa sakit hati dan tidak merasa aman meskipun para pembully tidak akan sempat mengganggunya disana. Saya Prihatin...


Waktu cepat berlalu, sekarang saya sudah kuliah semester 6 di Provinsi seberang. Dalam wisata wawasan, saya baru mendapatkan jawaban soal bullying baru - baru ini. serasa flashback!
Ada pola sikap yang disebut "simple hypno" dimana gerak-gerik kitalah yg menentukan sikap yg akan kita terima dari orang lain. 
Alias reaksi datang karena adanya sebuah aksi. Eksisnya stimulus penghantar yg menimbulkan stigma positif/negatif oranglain terhadap kita.
Kalo dilihat dari kasus diatas, bisa dibilang si korbanlah yg lebih dulu menampilkan aura untuk dibully, tak ada solusi sederhana untuk kasus ini bahkan setelah guru ikut campur sekalipun. 
Solusi jitu hanya terletak pada "korban", ini "Probelm Internal"
  •  Coba perhatikan, setiap anak yang menjadi korban bully adalah mereka yang menampilkan kesan cupu, 5L (lemah,letih.lesu,lunglai) satu lagi saya lupa :D
Dialah yg harus merubah diri, kebiasaan, dan menyadarkn diri sendiri bhwa ia bukan manusia rendah. Dialah yg bisa merubah stigma negatif oranglain terhadapnya. Rubah tingkah membungkuk diri jika melewati pelaku, hilangkan rasa takut akan ancaman, bila perlu lakukan prlawanan sekenanya. Jika solusi yg diambil adalah pindah sekolah tapi dia tetap bertingkah layaknya orang lemah, yakinlah... ia akan mendapat prlakuan yg tak jauh berbeda , krna apa? ya krna "simple hypno" tadi !

jika saya flashback lebih jauh lagi, ketika saya masih SD, tepatnya sebelum orangtua saya dipindah tugaskan ke Kota Medan. Ternyata saya juga korban Bully! yang sampai sekarang saya masih ingat wajah kecil mereka yang pernah membuatku malas sekolah. saya tak punya banyak teman, prestasi anjlok, saya sering jadi korban ejekan teman sebangku si anak laki2 badung dan teman2 perempuan centil didepan meja saya. saya punya kesulitan beradaptasi, menganggap diri saya bukan lawan mereka, badan saya kurus kering, usia saya paling muda.. saat kelas 2 SD saya baru genap berusia 6 tahun, teman lain saya sudah 7 dan 8 tahun. jadi saya memilih diam jika mereka mengganggu saya.

Singkat cerita, naik di kelas 4 saya taklagi berdekatan dengan anak2 sadis itu, saya sudah punya beberapa kawan, teman ngerumpi, teman tukeran jajan. baru sebentar itu brlangsung, papa saya dipindahtugaskan ke Medan, saya takut mengalami kejadian yg sama, setelah tiba di sekolah baru, masuk kelas baru, di jam istirahat saya sudah siap mental kalau2 diganggu, tapi saya tetap memasang wajah tenang, tak tampak sedikitpun rasa takut. 
Dan ternyata mereka langsung menyerbu bangkuku untuk bertanya dengan ramah, wah.. serasa jadi idola. Mereka mengikuti kemanapun aku pergi, dari mulai ke kantin hingga menemaniku berkeliling sekolah. kira-kira jumlahnya setengah dari anak perempuan di kelasku. ramai bukan? Demikianlah, semua berjalan baik hingga kelas 6 SD, prestasiku meningkat. Di sekolah sebelumnya belum pernah menyabet 10 besar, disini saya tak keluar dari rangking 5 besar bahkan 3 besar. Bukan bermaksud pamer, tapi prestasi itu punya korelasi dengan suasana kelas yg kondusif. Tak ada tekanan, tak ada ancaman, justru saya punya banyak teman untuk diajak belajar bersama, saya bukan lagi siswi pendiam yang merasa dirinya lemah, bodoh, dan tak layak diperhitungkan. 
Secara tidak langsung saya sudah mempraktekkan Simple Hypno itu sendiri, dimana saya pernah menampilkan aura untuk dibully, dan di sekolah baru menampilkan aura untuk layak ditemani bahkan hingga lupa bahwa saya pernah jadi korban bully, saya justru teringat kejadian itu pasca kulian sekarang ini :D
Mungkin bagi kalian yang pernah menjadi korban bully dan berhasil keluar dari masa kelam itu, juga secara tak langsung karena simple hypno yg telah kalian tampilkan. 
Jelaslah sudah, Bullying harus diatasi sedini mungkin dengan merubah pola pikir dan pola sikap menjadi positif, tidak ada rasa takut yang menjadi momok penghambat prestasi, malas kesekolah, dll.

Selasa, 17 Maret 2015

Sahabat dan Fitrah Manusia

"Memang Bukan Kepompong, tapi Terkadang Rempong"

Kita adalah manusia yang sejatinya memiliki karakter berbeda satu sama lain, ada ke-khas-an yang anda dan saya miliki. Tentunya kekhasan itu akan menggambarkan bagaimana sosok saya, bagaimana sosok anda. Entah dari segi fisik atau dari kebiasaan harian kita dan cara kita menyikapi segala sesuatu. 

Dalam sebuah hubungan Persahabatan yang terlihat langgeng, tersimpan sejuta cerita yang sering melibatkan emosi (sedih, senang, marah,dll).
adalah sebuah kepastian bahwa setiap persahabatan pasti diawali dengan pertemanan biasa. namun ketika komunikasi dan interaksi smakin sering terjadi, sebagaimana manusia yang memiliki gharizah an-nau' untuk berkasih sayang dengan sesama manusia termasuk dengan teman, maka muncullah keakraban.Kita memulai komunikasi dengan saling bertukar informasi mulai dari membicarakan hal - hal umum hingga mengarah pada hal khusus yang sifatnya privasi.

Hanya bermodalkan beberapa list kebaikan yang dimiliki sang teman, bukan berarti secara otomatis kita langsung menempatkannya dihati kita sebagai sahabat terbaik sejagatraya. Belum, masih terlalu dini memberinya tempat didalam sudut hati kita. ada hal lain yang harus kita pelajari, dari sisi yang berbeda, yakni 'keburukannya' atau biar lebih diperhalus sebut saja 'kekurangannya'

Sehingga apabila kita mendapati karakter lain yang datang darinya, kita tidak akan mudah merasa 'tersinggung', 'kecewa', terkaget dengan fakta lain dari kebiasaannya, jika tak siap menerima, bisa saja muncul prasangka, yahh akan repot urusannya!

alangkah timpangnya jikalau sang teman selama ini hanya mengetahui sisi baik kita saja, pun sebaliknya pengetahuan kita atasnya.
tentu saja lebih tak suka kalau kalau hanya dinilai dari sisi kekurangan kita saja ..
baiknya tampakkan sajalah keduanya, sehingga ngga ada cerita tentang pujian yang membesarkan kepala atau kekecewaan yg menyebabkan luka.

smile emotico
manusia memang begitu, dibalik segudang kebaikan yang membuat kita merasa nyaman didekatnya, ianya juga memiliki segudang kekurangan yang memaksa kita untuk siap menerima.
 ada tipe manusia  yg dermawan abis tapi orangnya sensitif jadi emosinya bisa berubah2. ada sisi baik buruk dari kebiasaannya.
ada yg cerewetnya minta ampun sampe males denger ocehannya,tapi disatu sisi dia org yg sangat care dgn oranglain.
ada yg punya kecakapan brpikir, tapi punya masalah serius dalam memulai komunikasi.
ada yg humoris sampe2 kelepasan 'n bikin tersinggung orang yang baru mengenalnya  tapi di lain sisi dia org yg tak membiarkn temannya galau dan bersedih.

maklumi saja kekurangan mereka, toh selama ini mereka juga memaklumi kekuranganmu.Bukankah begitu???

puji sekedarnya, maklumi sahabat semampunya, Bukan Sekenanya! :D

Jika kita sudah fasih dalam memaklumi plus minus nya, barulah jalinan kita sukses, barulah persahabatan ini akan saling menjaga, menyulutkan energi positif dan melengkapi kekurangan yang ada dalam diri kita.