siang yang terik, hanya tinggal saya dan seorang nenek yang
duduk berhadapan didalam angkot.
Ia membuka pembicaraan, mungkin sekadar menahan kantuknya
sedari tadi. Saya pun menyambutnya dengan ungkapan yang tak hanya basa – basi.
Saya tanyakan padanya darimana dan hendak kemana , ternyata pertanyaan saya
dijawab dengan panjang – lebar hingga mengeluhkan keadaan.
“beginilah nak, orang udah tua mau cari makan. Setiap pagi
ibu bawa goni – goni dan keranjang untuk bawa barang dagangan”.
“loh.. memangnya anak nenek kemana? Apa ga ada yang bisa
bantu?”
“anak saya nggak bisa ditumpangi nak, dia bukan orang
senang. Biarpun capek, saya usaha lah sehari – hari jualan ini”
“ini isi goninya dagangan nenek? Kok belum habis?”
“yaaa.. sudah biasa nak, orang jualan kan kadang laku kadang
enggak”
“nak, nenek rebahan disini gak apa – apa kan, udah berat
kali kepala nenek”
“gak apa nek, kan cuma ada saya”
Sang nenek berbaring diatas kursi angkot. Mungkin rasa
kantuk tak bisa ia tahan lagi.
Kupandangi wajahnya yang teramat letih. Lingkar
mata yang hitam, nafas yang sedikit tersengal.
Ya Allah.. ia bukanlah orang yang sanggup mencari nafkah di usianya
yang lanjut. Mungkin usianya tak jauh beda dengan nenek saya. Kaki itu sudah lemah, penglihatan mengabur,
persendian pun sudah kaku.
Dimana penguasa? Dimana pemimpin yang seharusnya mencukupi
kebutuhan kaum yang lemah?. Dimana pemimpin seperti Umar yang mengangkat gandum
langsung dengan punggungnya untuk rakyatnya?
Aku tersadar, pertanyaan itu takkan terjawab. Memimpikan
pemimpin seperti Umar di alam demokrasi yang penuh korporasi hanyalah mimpi,
hanyalah ilusi ...
mereka bilang, demokrasi mampu mengontrol jalannya pemerintahan karena aspirasi rakyat lebih didengarkan.
mereka bilang, demokrasi itu sistem terbaik dan yang paling cocok diterapkan di negeri ini.
bohong! dusta! mereka lupa ada sistem yang lebih baik dimana Islam Kaffah diterapkan. Rahmatan Lil'alamin bermakna kebaikan untuk seluruh ummat, seluruh makhluk bumi, bukan cuma ummat Islam bahkan agama lain tentram jika diatur dengan muammalah sesempurna metode Islam.
bohong! dusta! mereka sengaja mengelabui orang lemah agar segala kenikmatan hidup cukup mereka wakilkan saja. kekayaan rakyat sudah diwakilkan penguasa, suara rakyat sudah diwakilkan oleh bapak ibu yang tidur-tiduran di kursi DPR lalu ambil miliaran tunjangan.
bohong! dusta! kebebasan yang mereka usung membuat kemaksiatan yang mulanya hanya terdengan di negara-negara Barat kini sudah dilakukan oleh warga sebelah bahkan tetangga rumah.
INNALILLAH!!!
sepanjang perjalanan otakku berpikir, nenek yang sedang rebahan di depanku ini hanya satu dari sekian juta wanita lansia malang yang ada di negara kaya ini.
sepanjang jalan aku berdoa, wahai Rabb kami.. wujudkanlah JanjiMu, tegakkanlah institusi negara yang Engkau ridhai yakni Daulah Khilafah Islamiyyah yang berjalan atas manhaj kenabian, bukan manhaj para pendusta yang mengatasnamakan Islam namun membunuhi kaum muslimin, bukan itu!
wahai Rabb kami, mudahkanlah lisan kami untuk mendakwahkan Islam agar masyarakat mau menerapkan hukumMu dengan sempurna! **
-siang yang sendu-
mereka bilang, demokrasi mampu mengontrol jalannya pemerintahan karena aspirasi rakyat lebih didengarkan.
mereka bilang, demokrasi itu sistem terbaik dan yang paling cocok diterapkan di negeri ini.
bohong! dusta! mereka lupa ada sistem yang lebih baik dimana Islam Kaffah diterapkan. Rahmatan Lil'alamin bermakna kebaikan untuk seluruh ummat, seluruh makhluk bumi, bukan cuma ummat Islam bahkan agama lain tentram jika diatur dengan muammalah sesempurna metode Islam.
bohong! dusta! mereka sengaja mengelabui orang lemah agar segala kenikmatan hidup cukup mereka wakilkan saja. kekayaan rakyat sudah diwakilkan penguasa, suara rakyat sudah diwakilkan oleh bapak ibu yang tidur-tiduran di kursi DPR lalu ambil miliaran tunjangan.
bohong! dusta! kebebasan yang mereka usung membuat kemaksiatan yang mulanya hanya terdengan di negara-negara Barat kini sudah dilakukan oleh warga sebelah bahkan tetangga rumah.
INNALILLAH!!!
sepanjang perjalanan otakku berpikir, nenek yang sedang rebahan di depanku ini hanya satu dari sekian juta wanita lansia malang yang ada di negara kaya ini.
sepanjang jalan aku berdoa, wahai Rabb kami.. wujudkanlah JanjiMu, tegakkanlah institusi negara yang Engkau ridhai yakni Daulah Khilafah Islamiyyah yang berjalan atas manhaj kenabian, bukan manhaj para pendusta yang mengatasnamakan Islam namun membunuhi kaum muslimin, bukan itu!
wahai Rabb kami, mudahkanlah lisan kami untuk mendakwahkan Islam agar masyarakat mau menerapkan hukumMu dengan sempurna! **
-siang yang sendu-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar