Minggu, 17 Januari 2016

Memandangi Kehidupan

KEGIRANGAN

Malam itu hujan, lumayan deras. Kami memilih tetap melanjutkan perjalanan pulang.
Saya diam ditumpangan, menikmati aroma tanah basah yang menyengat.

Ada hal yang teman saya (pengendara motor) tak tau. Dia sukses "nge-lindes" beberapa ekor katak yang nekat menari gembira di atas aspal. Saya cuma diam menyaksikan.

Katak tidak pernah tahu sesaat setelah dia 'kegirangan' disapa hujan ternyata Ajal menjemputnya seketika. Motor kami yang menjadi wasilahnya.

Yang dia tau, 'suara khas' nya telah diamini Tuhannya, datanglah air suci dari langit dengan seketika.
Yang dia tau, dia harus keluar dari persembunyian kelompoknya, lalu melompat bahagia di jalanan.
Tiba2, traaaaash! dia tergencet, ususnya keluar, menjijikan.

Tapi tak apalah, pikirku. Dia cuma hewan yang tidak mengalami penghisaban di penghidupan selanjutnya (akhirat).
Tidak sepertiku, aku masih diberi akal untuk mengendalikan rasa suka citaku, dibebani hukum syara' agar tak sembarangan melompat bahagia di tengah jalan lalu tertabrak mati oleh pengguna jalan.

Kita bukan katak.

FLOURIDE

kita tak seperti 'flouride' yang memaksa memutihkan gigi agar tampil cantik tapi justru merapuhkannya, merusaknya di kemudian hari. 

parahnya, tak ada pilihan lain selain menggunakannya, produk pasta gigi tak ada yang terbebas darinya (0%flouride).pacman emotikon

sebab kita bukan flouride yang terpaksa dipakai orang dan terpaksa dibiarkan merusak orang.
smile emotikon
‪#‎terpaksa‬ dan ‪#‎memaksa‬




SAJAK RASA
Rasa suka bisa dihadirkan, pun rasa benci.

Gara2 1 sikap, rasa suka bisa hinggap.

Gara2 tak sengaja menyingkap, rasa suka bisa lenyap.


Yang jelas, antara rasa benci dan suka. Rasa bencilah yg paling mudah ditularkan.

Ia mudah muncul hanya karena sebuah kabar.

Dan lagi, kabar baik datang dgn berjalan..sedang kabar buruk datang dgn berlari.

Kau pilih saja, kabar apa yang ingin kau dengar, lalu kau sebarkan.

Sekian

TEMAN

kau tengah berbuat lalai
tapi kau didiamkan,
tak ditegur kesalahan,
tak dinasihati,
dibiarkan.
Mungkin dia(temanmu) lelah,



Mungkin juga dia tengah marah,



menghukummu dengan caranya :

'lakukan sesukamu saja', pikirnya.

andai kita peka.

tak semua amarah melambangkan rasa benci
dan tak semua senyap melambangkan damai di sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar