Semalam, 2 jam saya habiskan waktu untuk membesuk teman saya yang baru selesai operasi 3 hari lalu. Beliau teman SD saya, satu-satunya teman sekolah yang kuliah bersama saya di Provinsi lain.
Semua alat bantu alhamdulillah sudah dilepas. Dia mulai banyak bicara.
Aku yang tak tau kondisi sebenarnya sempat kebingungan saat mendengar isi pembicaraannya yang 'ngalur-ngidul'.
Aku yang tak tau kondisi sebenarnya sempat kebingungan saat mendengar isi pembicaraannya yang 'ngalur-ngidul'.
Yg paling buat saya lucu campur sedih adalah saat dia bertanya, "eh Ummy, si Cahaya mana?"
Sebelum saya merespon pertanyaannya, segera pembesuk lain membisikkan, "dia belum pas x, harap maklum".
Deg! Saya tersentak. Kening mengerut seketika. Bertanya-tanya dalam hati, separah apa benturan di kepalanya?
Dia tak henti2 mengajak bicara, seprtinya ingatannya 'berebutan' terlintas dikepalanya.
Dia menyebutkan sebuah nama. Saya bilang saya ga kenal, tapi dia tetap cerita tentang orang itu. Dan setelah lama saya 'mikir keras',(ini kok jadi saya yg amnesia:D)
Rupanya yg dia maksudkan teman SD kami!
Rupanya yg dia maksudkan teman SD kami!
Bayangkan saja, kami sudah kuliah semester 7 dan dia masih mengira kami kelas 6 SD?
Allahu...
Tiba2 dia memulai pembicaraan lagi. "Ummy udah KKN?", "Ummy udah Seminar Proposal?" "Ummy udah pindah Kost ya?"
Alhamdulillah, dia ingat lagi bahwa status kami sekarang mahasiswa, bkn anak sekolah.
Alhamdulillah, dia ingat lagi bahwa status kami sekarang mahasiswa, bkn anak sekolah.
Sudah jam 4 lewat, saya pamit dulu sholat Ashar ke musholla.
Dia mengijinkan, tas saya pun diletakkan di tempat tidurnya.
Dia mengijinkan, tas saya pun diletakkan di tempat tidurnya.
Tak lama setelahnya, saya kembali.
Dia sambut girang "Ummy kok lama x baru jenguk akuuuu"
Sambil ngakak temannya yg lain protes, "ampundaaah si ummy uda dari tadi di sini,ini tasnya kan samamu! Dari tadi juga ngobrol bareng kita loh".
Sambil ngakak temannya yg lain protes, "ampundaaah si ummy uda dari tadi di sini,ini tasnya kan samamu! Dari tadi juga ngobrol bareng kita loh".
Mama nya cuma bisa mengurut kepala. Saya cuma bisa senyum, prihatin. Menguatkan dengan kata2, dan Mamanya yg tegar itu bilang, "iya, alhamdulillah..ini sudah lebih baik. Ingatannya mulai banyak, hanya saja belum terstruktur".
Pembesuk pun makin sore makin ramai. Sebelum magrib, saya putuskan untuk pulang. Saya pamit, dan sempat bersalaman. Saya berdoa, semoga Allah sempurnakan kembali akalnya.
Sesampai di rumah kost, ada sms masuk. Dari dia, temanku tadi. Kira2 isinya, "Ummy, cepat kesini..aku udah mau pulang"
Saya istighfar sebanyak2nya..
Mungkin dia lupa lagi bahwa saya barusan bersamanya disana.
Saya tahu betul, dia akan lama menetap disana, tak mungkin buru2 pulang.
Mungkin dia lupa lagi bahwa saya barusan bersamanya disana.
Saya tahu betul, dia akan lama menetap disana, tak mungkin buru2 pulang.
Langsung saja, saya terduduk menakar syukur atas ber-milyar-an memori di kepalaku ini.
Masih terstruktur, tersusun rapi.
Yang nikmat itu sedang Allah ambil dari teman saya beberapa waktu lagi. :')
Masih terstruktur, tersusun rapi.
Yang nikmat itu sedang Allah ambil dari teman saya beberapa waktu lagi. :')
Tidak ada komentar:
Posting Komentar