“Dan Kami
perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu.”(Luqman: 14)
Islam menempatkan orang tua sebagai manusia
yang sangat dimuliakan oleh anak-anak mereka. Dalam Al-Qur’an berulangkali
Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengingatkan kaum muslimin akan kewajiban berbakti pada orang tua (birrul walidayn ) ayat di atas adalah salah
satunya.
Seorang anak pun
merupakan aset terbesar yang dimiliki kedua orang tuanya baik di dunia yang
menentramkannya maupun di akhirat yang kelak sang anak mampu memboyongnya
bersama ke jannah-Nya.
Rasulullah saw. pernah bersabda, sebagaimana
penuturan Anas bin Malik ra., “Pada Hari Kiamat kelak diserulah anak-anak kaum
Muslim, ‘Keluarlah kalian dari kubur kalian.’ Merekapun keluar dari kuburnya.
Lalu, mereka diseru, ‘Masuklah ke dalam surga bersama-sama.’ Mereka berkata,
‘Duhai, Tuhan kami, apakah orangtua kami turut bersama kami?’ Hingga pertanyaan
keempat kalinya menjawablah Dia, ‘Kedua orangtua kalian bersama kalian.’
Berloncatanlah setiap anak menuju ayah-ibunya, memeluk dan menggandeng mereka;
mereka memasukkan orangtuanya ke dalam surga. Mereka lebih mengenal ayah dan
ibu mereka pada hari itu melebihi pengenalan kalian terhadap anak-anak kalian
di rumah kalian.”(Kitab Nuzhah al-Majalis wa Muntakhib
an-Nafais, ash-Shufuri, dikeluarkan oleh Abu Nu’aim dari jalan ath-Thabrani).
Untukmu, muslimah, berbahagialah menjadi
seorang putri yang hingga saat ini dan nanti berupaya terikat dgn aturanNya
yang kelak akan memudahkan mereka dengan menghiasi hari berdo’a pada Rabb kita.
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan
mengangkat derajat seorang hamba yang shaleh di surga. Kelak ia akan berkata,
’’Wahai Rabbku, bagaimana hal ini bisa terjadi padaku?” Dijawab-Nya, “karena
permohonan ampunan anakmu untukmu”[HR Ibnu Majah dan Ahmad, dan dishahihkan Ibn
Katsir]
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam juga bersabda
“Barangsiapa yang mempunyai tiga anak perempuan lalu ia bersabar atas mereka. Ia memberi makan, minum, dan pakaian kepada mereka sekadar kecukupan, maka akan menjadi tabir penghalang baginya dari api neraka di hari kiamat..." (Shahih, HR Ibnu Majah: 3669; as-Shahihah: 294 Al-Albani)
“Barangsiapa yang mempunyai tiga anak perempuan lalu ia bersabar atas mereka. Ia memberi makan, minum, dan pakaian kepada mereka sekadar kecukupan, maka akan menjadi tabir penghalang baginya dari api neraka di hari kiamat..." (Shahih, HR Ibnu Majah: 3669; as-Shahihah: 294 Al-Albani)
"Barangsiapa yang merawat dua anak
perempuan hingga baligh maka ia akan datang di hari kiamat bersamaku...
(Sembari beliau shallallahu'alaihi wasallam menggabungkan jari
jemarinya).." (HR Muslim: 2631)
Bersama beliau shallallahu'alaihi wasallam tentunya di surga, sebagaimana dalam hadits lainnya:
"Aku dan dia memasuki surga seperti dua jari ini" (beliau berisyarat dengan dua jemari berdampingan) (Shahih, HR at-Tirmidzi: 1914)
Bersama beliau shallallahu'alaihi wasallam tentunya di surga, sebagaimana dalam hadits lainnya:
"Aku dan dia memasuki surga seperti dua jari ini" (beliau berisyarat dengan dua jemari berdampingan) (Shahih, HR at-Tirmidzi: 1914)
Dalam riwayat lain terdapat tambahan,
"Sampai-sampai kami mengira apabila ada yang berucap, "Bagaimana
kalau satu anak putri..?" Tentu Nabi akan berkata, "Satu anak putri
juga..." (Hadits Hasan; Silsilah as-Shahihah: 1027 Al-Albani)
Di dunia, ketika kita
masih balita. Tangisan berisik kita menghiasi hari – hari mereka. Merawat dan
membesarkan seorang anak se-rewel kita mungkin pernah membuat ibu kita menangis
atau sang ayah yg kelelahan dengan kita yg selalu banyak meminta. Beranjak
dewasa, akankah kita membantah dan durhaka?
Di Akhirat, apa yang
terjadi jika nanti justru kitalah yang menjadi penyebab keduanya masuk neraka,penghalang
mereka menghampiri telaga kautsar? Na’udzubillah!
Contoh kecil dalam
perkara aurat misalnya, sebagaimana Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda “Selangkah
anak perempuannya keluar rumah tanpa menutup aurat, Maka selangkah juga ayahnya
Itu hampir ke neraka” (HR. Tirmidzi dan Hakim)
Setiap anak adalah amanah yang Allah titipkan
pada kedua orangtua, janganlah kita mempersulit mereka dengan memikul amanah
berat ini dengan berlaku sesuka hati.
Semoga keberadaan kita justru yang menjadikan timbangan kebaikan mereka berat, bahkan Allah menghadiahkan mreka surga tanpa hisab,
Sudilah kedepannya kita menjadi pribadi yg lebih baik dari sebelumnya. selain karena perintah Sang Pencipta, Cintai pula Orang Tua setelah RasulNya.
moga kelak kita bisa berkumpul di JannahNya, dengan bersuka cita tanpa duka namun justru berbahagia :)